Semoga blog ini bisa bermanfaat--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..Jangan lupa comment dan join this site ya.....!!!!!!

Rabu, 25 Januari 2012

model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu)


  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan bisa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Metode ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Sugiyanto (2009: 54) berpendapat bahwa Metode Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataannya hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lain. Dalam model pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa. 
Dalam model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.
Langkah-langkah pelaksanaan metode Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) ini adalah: (1) siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat, (2) siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa, (3) setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain, (4) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka, (5) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (6) kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 
1)      Persiapan 
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. 
2)      Presentasi Guru 
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 
3)      Kegiatan Kelompok 
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 
4)      Formalisasi 
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 
5)      Evaluasi Kelompok dan Penghargaan 
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
Suatu metode pembelajaran yang dipilih pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari metode Two Stay Two Stray adalah: (1) dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan, (2) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, (3) lebih berorientasi pada keaktifan, (4) diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya, (5) menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa, (6) kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan, (7) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah: (1) membutuhkan waktu yang lama, (2) siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, (3) bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga), (4) guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Perbandingan metode Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) dengan metode lain seperti Team Assited Individualizatiori (TAI), Team Games Tournament (TGT) dan  Students Team Achievement Division (STAD) dapat dilihat dari berbagai dimensi.
Tabel 1. Perbandingan Metode Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dengan metode lain.
TSTS
TAI
TGT
STAD
Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4 siswa
yang heterogen.
Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4-5
siswa yang heterogen.
Adanya penghargaan
dari hasil penilaian.
Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4-5
siswa. Siswa
permainan dengan tim
lain untuk memperoleh
skor tambahan bagi
timnya. 

Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4-5
siswa yang heterogen.
Adanya penghargaan
kelompok dari hasil
penilaian.
Komponen-komponen
TSTS yaitu;
Materi, kelompok
(teams), pembagian
permasalahan,
mendiskusikan
permasalahan (kerja
kelompok), presentasi
kelas, penghargaan
kelompok.
Komponen-komponen
TAI yaitu;
Kelompok (teams), Tes
Penempatan (placement
test), Materi
kurikulum,  Kelompok
belajar, Penilaian dan
pengakuan tim,
Mengajar kelompok,
Tes fakta, Mengajar
seluruh kelas

Komponen-komponen
TGT yaitu:
Materi,
Kelompok(teams),
Game, Turnamen,
Penghargaan
kelompok.
Komponen-komponen
STAD yaitu-
Presentasi Kelas,
Kelompok (teams),
Kuis, Skor Kemajuan
Individual,
Penghargaan
Kelompok
Kelebihan:
Mudah dipecah
menjadi berpasangan,
lebih banyak ide
muncul, lebih abnyak
tugas yang bisa
dilakukan, dan guru
mudah memonitor.
.
Kelebihan :
Meminimalisir
keterlibatan guru
dalam pemeriksaan
dan pengelolaan tim,
Siswa akan termotivasi
untuk mempelajari
materi dengan cepat
dan akurat, dapat
merigecek pekerjaan
satu sama lain,
Mengurangi perilaku
mengganggu, konflik
antar pribadi dan
menimbulkan sikap
positif, Siswa yang
berkemampuan lemah
akan terbantu.
Kelebihan :
Memotivasi siswa
karena belajar
dikombinasikan
dengan game
/menggunakan
permainan dan siswa
dilatih untuk
bekerjasarna.

Kelebihan :
Mendorong siswa
berdiskusi, saling
bantu menyelesaikan
tugas, menguasai dan
pada akhirnya
menerapkan
keterampilan yang
diberikan
Kckurangan:
Membutuhkan lebih
banyak waktu,
membutuhkan, kurang kesempatan untuk kontribusi individu, dan siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan permasalahannya.

Kekurangan :
Dalam penerapannya
membutuhkan
manajemen waktu
yang baik.
Kesempatan individu mendominasi
Kekurangan :
Dalam penerapannya
membutuhkan
manajemen waktu
yang baik
Kekurangan :
Dalam penerapannya
membutuhkan
manajemen waktu
yang baik
Mengacu pada belajar kelompok sehingga kurangnya kesempatan untuk individu
1.      Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
a.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Salah satu teknik model pembelajaran kooperatif adalah teknik Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Teknik ini bisa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Model pembelajaran kooperatif teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Mengenai pengertian dan gambaran pembelajaran Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu, Suprijono (2009) menyatakan:
Pembelajaran Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan (hlm. 93)
b.      Tujuan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Dalam model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lie (mengutip simpulan Kagan, 1992) bahwa Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran yang mendorong siswa supaya aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (2007: 61). Sejalan dengan teori tersebut, Crawford (2005) bahwa Two Stay Two Stray (TSTS) menawarkan sebuah forum dimana siswa dapat bertukar ide dan membangun keterampilan sosial seperti mengajukan pertanyaan menyelidik, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa (Isjoni, 2011: 50). Salah satu alasan menggunakan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.
c.       Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray, Lie (2007) mengemukakan:
Langkah-langkah pelaksanaan teknik Two Stay Two Stray adalah: (1) siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat; (2) siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa; (3) setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain; (4) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka; (5) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; (6) kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka kerjakan (hlm. 60).
d.      Tahapan  Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray
Pembelajaran kooperatif teknik TSTS terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 
1)      Persiapan 
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. 
2)      Presentasi Guru 
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 
3)      Kegiatan Kelompok 
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 
4)      Formalisasi 
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 
5)      Evaluasi Kelompok dan Penghargaan 
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan teknik TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
a.      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray
Suatu model pembelajaran yang dipilih pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif teknik Two Stay Two Stray adalah: (1) dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan; (2) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna; (3) lebih berorientasi pada keaktifan; (4) diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya; (5) menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa; (6) kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan; (7) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah: (1) membutuhkan waktu yang lama; (2) siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok; (3) bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga); (4) guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Senin, 23 Januari 2012

Cerita lucu Einstein

Einstein Kalah Cerdas Sama Tukang Koran

Pada suatu saat, Einstein menantang tukang koran untuk adu kecerdasan.
Einstein dengan sok pintar mengajak tukang koran tersebut untuk bermain tebak-tebakan.
Einstein: Aku akan mengajukan satu pertanyaan, jika Anda tidak tahu jawabannya maka Anda harus membayar saya hanya $ 10, dan jika saya tidak tahu jawabannya, saya akan membayar Anda $ 700.
Tukang koran menganggukan kepala tanda setuju.
Einstein mengajukan pertanyaannya:
Berapakah jarak dari bumi ke matahari?
Tukang koran tidak mengucapkan sepatah kata pun, merogoh saku, lalu mengeluarkan $ 5.
Sekarang, giliran Tukang koran…
Dia bertanya kepada Einstein:
Hewan apakah yang memiliki 6 kaki, 4 tangan, 2 ekor, dan 1 kepala.
Karena gengsi dan ga mau kalah, walaupun Einstein tidak tau jawabannya dia tetap berusaha berpikir dan bertanya pada teman-temannya yg jenius juga. Tp hingga berjam-jam tak juga ditemukan jawabannya.
Akhirnya dengan pasrah ia memberikan Tukang koran itu $ 700.
Einstein sambil penasaran karna merasa dirinya jenius bisa dikalahkan seorang tukang koran maka diapun bertanya:
Nah, jadi hewan apa yang memiliki 6 kaki, 4 tangan, 2 ekor, dan 1 kepala?
Tukang koran tanpa berkata-kata langsung merogoh saku, dan memberikan Einstein $ 5.
===================================================================


(ternyata tukang Koran jg g tau jwbannya)

Jumat, 20 Januari 2012

kegunaan informasi akuntansi


KEGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

A.    PENGERTIAN INFORMASI AKUNTANSI
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.
Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons,1991).
B.     PENGGOLONGAN INFORMASI AKUNTANSI
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan impelemntasi keputusan-keputusan perusahaan (Arnold and Hope, 1990). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis (Anthony & Reece; 1989: 5) yaitu :
  1. Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi yang terdapat pada perusahaan manufaktur antara lain: informasi produksi; informasi pembelian dan pemakaian bahan baku; informasi penggajian; informasi penjualan; dan lain-lain (Mulyadi, 1995 : 15).
  1. Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut Anthony dan Reece (1989 : 6) informasi akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen disebut informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan dalam tiga fungsi manajemen, yaitu:
a.       perencanaan;
b.      implementasi;
c.       pengendalian.
Informasi akunatnsi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi manajemen (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen, 2005). Informasi akuntansi manajemen ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
  1. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2001).
Informasi akuntansi keuangan untuk pihak luar disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan. Pihak luar yang menggunakan laporan keuangan meliputi pemegang saham, kreditur, badan atau lembaga pemerintah, dan masyarakat umum dimana masing-masing pihak tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda. Informasi ini disajikan dan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar akuntansi keuangan tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi. Pihak manajemen memerlukan informasi akuntansi keuangan yang lebih rinci (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen, 2005).
Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:
  1. statutory accounting information,
 merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada;
  1. budgetary information, yaitu informasi
akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan dan
  1. additional accounting information,
yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.
C.    KEGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BAGI PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI


Menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakan maupun pihak-pihak diluar perusahaan. Kegunaan ini berhubungan dengan prose pengambilan keputusan dan pertanggungjwaban.
Informasi akuntansi digunakan oleh banyak pihak atau pengguna dengan masing-masing kepentingannya. Kepentingan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya tidak sama sehingga informasi yang dicaripun berbeda. Para pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu :
1.      Para pengguna yang berkepentingan langsung terhadap perusahaan : pemilik dan calon pemilik, kreditor dan calon kreditor, manajemen, karyawan dan calon karyawan dan pemerintah.
2.       Para pengguna yang berkepentingan tidak langsung terhadap perusahaan : analis dan konsultan keuangan, asosiasi dagang dan serikat buruh.

Penjelasan secara rinci adalah sebagai berikut :
1.      Pemilik dan Calon Pemilik
Setiap pemilik perusahaan atau pemegang saham menghendaki dana yang ditanamkan dapat terus berkembang. Pemilik perusahaan selalu mengevaluasi hasil operasi perusahaan dari waktu ke waktu, dan mengevaluasi posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Informasi akuntansi akan membantu untuk mengambil keputusan atas : tetap menanamkan modalnya, menambah, mengurangi atau justru menarik dana yang telah disetorkan, dan merupakan media untuk menaksir bagian laba yang akan diterimanya.
Sedangkan bagi calon pemilik atau calon pemegang saham informasi akuntansi digunakan sebagai tolok ukur tingkat keuntungan yang akan diperolehnya jika ia membeli saham perusahaan tertentu.
Jenis informasi yang diperlukan : Neraca dan Laporan Rugi/Laba
2.      Kreditor dan Calon Kreditor
Kreditor adalah pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada perusahaan. Kreditor berkepentingan terhadap keamanan dana yang dipinjamkannya dan tingkat penghasilan yang akan diperolehnya. Para Calon Kreditor perlu mengevaluasi laporan akuntansi sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman.
Jenis informasi yang diperlukan : data tentang likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
3.      Manajemen
Manajemen memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Bagi manajemen, akuntansi memiliki peranan yang penting dalam hal :
a.       Melindungi harta perusahaan
b.      Penyusunan rencana kegiatan perusahaan di masa yang akan datang
c.       Pengukuran penghasilan perusahaan dalam kurun waktu tertentu
d.      Pengawasan kegiatan perusahaan
Jenis Informasi yang diperlukan : catatan-catatan finansial masa lalu dan sekarang, hasil operasi perusahaan, serta perencanaan di masa yang akan datang.



  1. Karyawan dan Calon Karyawan
Kepentingan langsung karyawan terhadap perusahaan adalah upah yang sesuai dengan kontribusi yang disumbangkannya. Bagi calon karyawan informasi akuntansi dapat menunjukkan prospek perusahaan dan untung ruginya bekerja pada perusahaan tersebut.
Jenis informasi yang diperlukan : penjelasan tentang rencana perusahaan serta hasil yang dicapai, dan laporan tentang usaha perbaikan fasilitas kesejahteraan karyawan.
  1. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap :
a.       Pembayaran pajak yang ditanggung perusahaan : Pajak Penghasilan Badan, maupun yang harus dihitung, dipungut, disetor dan dilaporkan oleh perusahaan seperti pajak Penghasilan Karyawan.
b.      Ketaatan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan tentang pemberian upah minimum regional (UMR)
c.       Penetapan kebijaksanaan tertentu.
Jenis informasi yang diperlukan : besarnya kewajiban pajak, data-data akuntansi yang bersangkutan dengan peraturan pemerintah yang menyangkut perusahaan.

D.    PENGGUNAAN AKUNTANSI OLEH INDIVIDU DAN PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA
Tiga metode untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas keputusan investasi dan menurunkan biaya pemrosesan informasi :
1.      Penelitian mengenai proses keputusan perorangan dapat memberikan petunjuk tentang informasi apa yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan.
Jumlah informasi yang dapat digunakan oleh pasar secara keseluruhan mungkin tidak terbatas, tetapi individu umumnya memiliki keterbatasan, oleh karena itu, mungkin perlu untuk menerbitkan laporan yang berbeda untuk kelompok investor yang berbeda.
2.      Model penetapan harga aktiva modal mengasumsikan suatu tingkat kemajuan teknologi tertentu dalam penggunaan informasi.
Artinya kemampuan pengambil keputusan untuk menggunakan informasi dianggap konstan. Mendidik para investor dalam teknologi baru akan membutuhkan waktu banyak, tetapi pasar akan Segera bereaksi terhadap metode baru karena beberapa investor akan berusaha memanfaatkan kesempatan baru itu.
3.      Kemungkinan untuk membentuk model keputusan investasi yang akan memakai informasi yang tersedia serta memprosesnya sebagaimana dilakukan oleh investor. Hal ini dapat mengurangi biaya pemrosesan bagi investor dan menghasilkan konsistensi yang lebih besar dalam kualitas keputusan.

MODEL KEPUTUSAN INVESTASI NORMATIF
Dalam model ini diharapkan para akuntan mampu menentukan informasi keuangan yang relevan dalam laporan keuangan yang dibutuhkan para investor dan kreditor. Model ini menekankan pada konsep biaya manfaat dan pada preferensi pemakai. Hal ini juga diperkuat dalam FASB No.1 yang menyatakan bahwa pertimbangan manfaat biaya dapat menunjukkan bahwa “informasi yang dimengerti dan digunakan hanya oleh sedikit pemakai sebaiknya tidak disajikan. Sebaliknya pelaporan keuangan tidak boleh menghilangkan informasi yang relevan hanya karena sulit dipahami beberapa pemakai atau karena beberapa investor atau kreditor tidak memilih untuk menggunakannya”. Kutipan tersebut menyiratkan bahwa informasi keuangan harus diarahkan pada investor atau kreditor individual, dan bukan pada pasar atau kelompok yang lebih luas dalam masyarakat.
Pada awalnya arus kas diharapkan bagian utama dalam model keputusan implicit dari para pemakai potensial informasi keuangan namun kemudian diubah dengan menekankan laba perusahaan dan unsur-unsurnya sebagai indikasi yang lebih baik dari keberhasilan peruahaan daripada arus kas.
Nilai surat berharga dalam model ini adalah nilai sekarang yang didiskontokan dari deviden yang diharapkan atau dari laba yang disesuaikan untuk pertumbuhan. Sedangkan risiko diperhitungkan dengan menyesuaikan suku bunga terhadap suku yang disyaratkan untuk tingkat risiko tertentu atau dengan menyesuaikan arus deviden yang diharapkan dan dengan menggunakan ekuivalen kepastian (jumlah yang investor bersedia menerimanya secara pasti sebagai pengganti nilai yang diharapkan).



KETIDAKPASTIAN DALAM PROSES KEPUTUSAN
1.      Informasi keuangan yang diterbitkan biasanya dilaporkan dengan pengukuran yang bernilai tunggal (estimasi titik). Akan tetapi pengukuran ini merupakan pengganti untuk penjelasan yang timbul dengan suatu tingkat probabilitas tertentu.
2.      Pemahaman cara individu memproses informasi selama mencapai ramalan dan keputusan yang menyangkut kejadian –kejadian mendatang yang tidak pasti.
3.      Kesulitan utama yang dihadapi dalam usaha memahami proses pengambilan keputusan adalah tidak mungkin memahami jalan pikiran seseorang secara langsung dengan teknologi yang sekarang ada.
PROBABILITAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kemampuan individu terbatas untuk memproses informasi dalam lingkungan yang kompleks dengan probabilitas yang tidak pasti mengenai kejadian-kejadian yang akan datang. Beberapa metode yang digunakan untuk menyederhanakan kerumitan situasi ini (mencapai pengurangan ketidakpastian) antara lain :
1.      Individu lebih menyukai informasi dengan jumlah terbatas yang akan dipakai untuk mengambil keputusan. Jadi beberapa informasi dapat diabaikan karena dianggap kurang penting atau tidak relevan, dan informasi lain mungkin digunakan dalam bentuk gabungan (aggregated form).
2.      Jika terdapat pilihan, umumnya orang akan memilih situasi yang probabilitasnya dapat ditentukan dengan baik, ketimbang situasi yang probabilitasnya masih diragukan.
3.      Dalam telaah sebelumnya mengenai pengambilan keputusan, orang-orang beranggapan bahwa para individu menggunakan probabilitas subyektif dan dari sini menarik expected value atau certainty equivalent (rata-rata atau modus industri). Expected value (nilai diharapkan) kemudian digunakan dalam proses keputusan atau sebagai obyek untuk dimaksimisasi. Akan tetapi, telaah berikutnya menunjukkan bahwa orang –orang yang mengandalkan prosedur statistik subyektif bertindak secara bias.
4.      Fiksasi fungsional merupakan proses yang berfokus pada angka-angka atau indeks seakan-akan mereka memiliki pengertian yang sama tanpa memperhatikan cara penghitungannya.
5.      Penjangkaran (anchoring) merupakan proses penggunaan angka atau jumlah yang diketahui sebagai titik tolak dan kemudian menyesuaikannya dengan informasi yang tersedia.
PERTIMBANGAN INDIVIDU
Apabila ingin mengetahui bagaimana para individu menggunakan informasi akuntansi, maka perlu dipahami bagaimana mereka membuat pertimbangan mengenai kejadian yang mungkin terjadi pada masa datang. Teori yang digunakan :
1.      Fiksasi fungsional
Fiksasi fungsional menyatakan bahwa para individu menggunakan simbol, penggabungan atau pengganti dalam menilai masa yang akan datang sedemikian rupa sehingga imbol, penggabungan atau pengganti itu dianggap mempunyai pengertian dan relevani yang sama sepanjang waktu, tanpa memperhatikan perubahan penyajian atau penghitungannya. Hal ini menyiratkan bahwa para investor menggunakan angka akuntansi (seperti laba per lembar saham) secara konsisten sepanjang waktu tanpa mengadakan penyesuaian sepenuhnya untuk perubahan-perubahan dalam teknik akuntansi.
Kelemahan dari fiksasi fungsional adalah bahwa dia tidak konsiten dengan hipotesis pasar yang efisien.
2.      Penjangkaran (anchoring)
Salah satu metode penyederhanaan informasi adalah dengan penjangkaran. Individu tersebut memilih suatu informasi tertentu sebagai titik tolak dan menggunakan informasi lainnya yang tersedia untuk melakukan penyesuaian guna menetapkan ramalan.
Kesulitan dalam proses penjangkaran adalah bahwa para individu umumnya tidak menyatakan penyesuaian sepenuhnya terhadap informasi yang baru.
CIRI-CIRI HIMPUNAN INFORMASI
Pemrosesan informasi manusia umumnya berfokus pada himpunan informasi atau himpunan petunjuk dan bagaimana pemilihan serta penyajian informasi mempengaruhi pertimbangan, ramalan atau keputusan investor. Ciri-ciri kepentingan tertentu dalam akuntani meliputi :
1.      Ciri penskalaan, seperti ordinal, diskret, dan probabilistic.
2.      Ciri statistik, seperti angka dan kesalinghubungan petunjuk informasional.
3.      Makna prediktif dari informasi, seperti bias, keterandalan, dan hubungannya dengan kriteria.
4.      Metode penyajian, seperti format dan tingka penggabungan.
5.      Konteks penggunaan informasi.
Penelitian mengenai pengaruh himpunan informasi terhadap pengambilan keputusan telah menghailkan beberapa temuan penting bagi akuntansi :
1.      Jika informasi yang tidak relevan ditambahkan pada uatu himpunan informasi, seperti laporan akuntansi keuangan, maka hasil pengembalin keputusan cenderung turun.
2.      Terdapat kecenderungan bagi pengambil keputuan untuk terlalu menekankan informasi yang sangat berkorelasi.
3.      Meningkatnya jumlah informasi cenderung menghambat proses belajar.
4.      Para pengambil keputusan umumnya terlalu melebih-lebihkan pentingnya petunjuk yang remeh. Dengan perkataan lain mereka percaya bahwa mereka memberikan bobot yang lebih besar pada informasi yang tidak penting daripada yang sebenarnya mereka lakukan.
5.      Para pengambil keputusan lebih mengandalkan sejumlah kecil variable utama daripada yang mereka percaya lakukan.
PENDEKATAN PENELITIAN TERHADAP PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA
1.      Model lensa (lens model)
Digunakan oleh para peneliti untuk menelaah hubungan antara kriteria lingkungan (keadaan dunia) dan serangkaian informasi, antara informasi dan tanggapan subyek, serta antara tanggapan subyek dan kriteria lingkungan. Hal ini dianggap penting karena kemampuannya menelaah dampak serangkaian informasi terhadap variable eperti prediktabilitas informasi, ketepatan tanggapan subyek, dan pengaruh serangkaian informai akuntansi.






 











Keterangan :
v  Persamaan regresi dan koefisien korelasi digunakan untuk menjelaskan hubungannya.
v  Makna prediktif dari serangkaian informasi diukur dengan hubungan antara kriteria lingkungan dan rangkaian informasi.
v  Estimasi yang distandarisasi dari data lingkungan diturunkan dari persamaan linear atau persamaan yang diperoleh dari analisis regresi ganda. Koefisien korelasi ganda yang diestimasi menjelaskan hubungan antara ramalan kriteria lingkungan dan kriteria sesungguhnya. Bobot petunjuk dalam persamaan memberikan indikasi mengenai arti penting relativf rangkaian informasi dalam meramalkan lingkungan.
v  Tingkat relevansi dalam lingkungan diukur dengan korelasi antara model lingkungan dan rangkaian informasi tersebut.
v  Ketepatan tanggapan subyek diukur dengan hubungan antara pertimbangan atau ramalan dan criteria lingkungan.
v  Tingkat relevansi petunjuk bagi tanggapan subyek diukur dengan korelasi tanggapan dan rangkaian informasi.
v  Sejumlah hubungan lainnya diperoleh dengan menggunakan persamaan regresi, statistika korelasi, atau analisis varians.



2.      Pertimbangan probabilistic (Bayesian)
Dalam telaah pertimbangan probabilistik, informasi dievaluasi dalam proses yang berurutan, artinya setiap petunjuk dievaluai dengan cara, bagaimana suatu subyek merevisi probabilitas kejadian yang akan datang. Teknik yang digunakan adalah pendekatan Bayes.
Langkah-langkah :
v  Dalam pendekatan Bayes, subyek diisyaratkan membuat distribusi probabilitas untuk setiap jumlah variable tertentu.
v  Distribusi didasarkan pada semua informasi yang tersedia bagi subyek pada saat itu.
v  Kemudian subyek diberi informasi baru dan diminta membuat distribusi probabilitas subyektif yang telah direvisi.
v  Probabilitas subyektif yang telah direvisi ini kemudian dibandingkan dengan distribusi probabilitas optimum yang dihasilkan dengan model normatif dalil Bayes.
Telaah dalam akuntansi yang menggunakan metode Bayes antara lain :
v  Penelitian mengenai materialitas
v  Pengaruh penggabungan dibandingkan dengan data yang dipisah
v  Pengaruh penyajian system informasi alternative dibandingkan dengan penyajian kedua alternatif
v  Penelitian mengenai konsistensi penilaian probabilitas subyektif.
3.      Kompleksistas kognitif/ gaya kognitif
Digunakan dalam menelaah hubungan antara tanggapan subyek atau pemrosesan informasi manusia dan keputusan atau tindakan yang diambil berdasarkan serangkaian informasi tertentu.
 







Kompleksitas kognitif menelaah hubungan prose keputusan terhadap berbagai tingkat kompleksitas lingkungan yang tercermin dalam rangkaian informasi. Terutama berfokus pada beban informasi yaitu kuantitas informasi yang tersedia dalam serangkaian informasi dan jumlah informasi yang digunakan oleh para pengambil keputusan.
Tujuan dari kompleksitas kognitif adalah untuk menentukan format serta julah informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan tujuan ganda dan tingkat penyediaan format serta jumlah informasi yang berbeda bagi berbagai kelompok investor atau para pemakai lain laporan keuangan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa kompleksitas kognitif digunakan untuk membantu merangcang sitem informasi dan format pelaporan keuangan yang paling berguna untuk gaya pengambilan keputuan yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA


eprints.undip.ac.id/teori akuntansi/suryadi
deevee.wordpress.com/kegunaan informasi akuntansi-2011
vivi.student.umm.ac.id/pelaporan keuangan dan kegunaan informasi akuntansi