Semoga blog ini bisa bermanfaat--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..Jangan lupa comment dan join this site ya.....!!!!!!

Rabu, 25 Januari 2012

model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu)


  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan bisa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Metode ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Sugiyanto (2009: 54) berpendapat bahwa Metode Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataannya hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lain. Dalam model pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa. 
Dalam model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.
Langkah-langkah pelaksanaan metode Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) ini adalah: (1) siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat, (2) siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa, (3) setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain, (4) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka, (5) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (6) kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 
1)      Persiapan 
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. 
2)      Presentasi Guru 
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 
3)      Kegiatan Kelompok 
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 
4)      Formalisasi 
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 
5)      Evaluasi Kelompok dan Penghargaan 
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
Suatu metode pembelajaran yang dipilih pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari metode Two Stay Two Stray adalah: (1) dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan, (2) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, (3) lebih berorientasi pada keaktifan, (4) diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya, (5) menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa, (6) kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan, (7) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah: (1) membutuhkan waktu yang lama, (2) siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, (3) bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga), (4) guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Perbandingan metode Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) dengan metode lain seperti Team Assited Individualizatiori (TAI), Team Games Tournament (TGT) dan  Students Team Achievement Division (STAD) dapat dilihat dari berbagai dimensi.
Tabel 1. Perbandingan Metode Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dengan metode lain.
TSTS
TAI
TGT
STAD
Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4 siswa
yang heterogen.
Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4-5
siswa yang heterogen.
Adanya penghargaan
dari hasil penilaian.
Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4-5
siswa. Siswa
permainan dengan tim
lain untuk memperoleh
skor tambahan bagi
timnya. 

Siswa ditempatkan
dalam tim-tim belajar
beranggotakan 4-5
siswa yang heterogen.
Adanya penghargaan
kelompok dari hasil
penilaian.
Komponen-komponen
TSTS yaitu;
Materi, kelompok
(teams), pembagian
permasalahan,
mendiskusikan
permasalahan (kerja
kelompok), presentasi
kelas, penghargaan
kelompok.
Komponen-komponen
TAI yaitu;
Kelompok (teams), Tes
Penempatan (placement
test), Materi
kurikulum,  Kelompok
belajar, Penilaian dan
pengakuan tim,
Mengajar kelompok,
Tes fakta, Mengajar
seluruh kelas

Komponen-komponen
TGT yaitu:
Materi,
Kelompok(teams),
Game, Turnamen,
Penghargaan
kelompok.
Komponen-komponen
STAD yaitu-
Presentasi Kelas,
Kelompok (teams),
Kuis, Skor Kemajuan
Individual,
Penghargaan
Kelompok
Kelebihan:
Mudah dipecah
menjadi berpasangan,
lebih banyak ide
muncul, lebih abnyak
tugas yang bisa
dilakukan, dan guru
mudah memonitor.
.
Kelebihan :
Meminimalisir
keterlibatan guru
dalam pemeriksaan
dan pengelolaan tim,
Siswa akan termotivasi
untuk mempelajari
materi dengan cepat
dan akurat, dapat
merigecek pekerjaan
satu sama lain,
Mengurangi perilaku
mengganggu, konflik
antar pribadi dan
menimbulkan sikap
positif, Siswa yang
berkemampuan lemah
akan terbantu.
Kelebihan :
Memotivasi siswa
karena belajar
dikombinasikan
dengan game
/menggunakan
permainan dan siswa
dilatih untuk
bekerjasarna.

Kelebihan :
Mendorong siswa
berdiskusi, saling
bantu menyelesaikan
tugas, menguasai dan
pada akhirnya
menerapkan
keterampilan yang
diberikan
Kckurangan:
Membutuhkan lebih
banyak waktu,
membutuhkan, kurang kesempatan untuk kontribusi individu, dan siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan permasalahannya.

Kekurangan :
Dalam penerapannya
membutuhkan
manajemen waktu
yang baik.
Kesempatan individu mendominasi
Kekurangan :
Dalam penerapannya
membutuhkan
manajemen waktu
yang baik
Kekurangan :
Dalam penerapannya
membutuhkan
manajemen waktu
yang baik
Mengacu pada belajar kelompok sehingga kurangnya kesempatan untuk individu
1.      Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
a.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Salah satu teknik model pembelajaran kooperatif adalah teknik Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Teknik ini bisa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Model pembelajaran kooperatif teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Mengenai pengertian dan gambaran pembelajaran Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu, Suprijono (2009) menyatakan:
Pembelajaran Two Stay Two Stray atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan (hlm. 93)
b.      Tujuan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Dalam model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lie (mengutip simpulan Kagan, 1992) bahwa Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran yang mendorong siswa supaya aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (2007: 61). Sejalan dengan teori tersebut, Crawford (2005) bahwa Two Stay Two Stray (TSTS) menawarkan sebuah forum dimana siswa dapat bertukar ide dan membangun keterampilan sosial seperti mengajukan pertanyaan menyelidik, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa (Isjoni, 2011: 50). Salah satu alasan menggunakan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.
c.       Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray, Lie (2007) mengemukakan:
Langkah-langkah pelaksanaan teknik Two Stay Two Stray adalah: (1) siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat; (2) siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa; (3) setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain; (4) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka; (5) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; (6) kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka kerjakan (hlm. 60).
d.      Tahapan  Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray
Pembelajaran kooperatif teknik TSTS terdiri dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 
1)      Persiapan 
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. 
2)      Presentasi Guru 
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 
3)      Kegiatan Kelompok 
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 
4)      Formalisasi 
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. 
5)      Evaluasi Kelompok dan Penghargaan 
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan teknik TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
a.      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray
Suatu model pembelajaran yang dipilih pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif teknik Two Stay Two Stray adalah: (1) dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan; (2) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna; (3) lebih berorientasi pada keaktifan; (4) diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya; (5) menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa; (6) kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan; (7) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah: (1) membutuhkan waktu yang lama; (2) siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok; (3) bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga); (4) guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

2 komentar:

  1. maaf mas ,saya mau tanya ..buku terkait tehnik ini msih dsmpan gak ?

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum. maaf saya ingin bertanya jika tuan ada buku rujukan berkaitan teknik ini bolehkah berkongsi atau bagaimana ya caranya untuk saya mendapatkannya.

    BalasHapus