Semoga blog ini bisa bermanfaat--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..--..Jangan lupa comment dan join this site ya.....!!!!!!

Jumat, 20 Januari 2012

audit siklus akuntansi


AUDIT SIKLUS AKUNTANSI

A.    AUDIT SIKLUS PENDAPATAN
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang signifikan dalam laporan keuangan. Pada siklus pendapatan risiko pengendalian yang muncul umumnya karena tekanan pada manajemen untuk menampilkan performa pendapatan yang lebih baik dari entitas lain, keinginan melebihsajikan atau merendahsajikan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk kepentingan likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko pengendalian. Dokumen-dokumen yang sering digunakan dalam memproses transaksi penjualan, khususnya yang kredit antara lain order pelanggan, arder penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, buku besar pembantu piutang, berkas transaksi penjualan, jurnal penjualan dan laporan penjualan bulanan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam transaksi penjualan kredit adalah bagian penerimaan order pelanggan, persetujuan kredit, pemenuhan order penjualan, pengiriman order penjualan, penagihan pelanggan, dan pencatatan transaksi penjualan.
Ø  Kelompok transaksi siklus pendapatan:
1.      Penjualan kredit
2.      Penerimaan kas
3.      Penyesuaian penjualan ( potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan, dan piutang tak tertagih.
Ø  Resiko bawaan pada audit siklus pendapatan
Faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan ini, adalah:
1.      Volume transaksi yang tinggi.
2.      Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standar akuntansi yang ambigu, dilakukan estimasi, dan kompleksitas perhitungan.
3.      Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan dalam piutang lancar dan piutang tidak lancar karena ada kesulitan dalam memperkiraklan waktu pelunasan.
4.      Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati).
5.      Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk menutupi korupsi.
Ø  Strategi audit pada audit siklus pendapatan
Strategi audit yang sring dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Yang mendfasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaopran dan pengungkapan, auditor menggubakan primarily substantive approach, dimana auditor lebih banyak melakukan pengujian substantif, karena pada umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini. Faktor lain dalam menentukan strategi audit adalah pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah melakukan pegujian pengendalian.

B.     AUDIT SIKLUS PENGELUARAN
      Siklus pengeluaran terdiri dari 2 transaksi utama, yaitu transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Dalam melakukan pengauditan atas kelas transaksi dan jumlah akun, perlu diperhatikan kategori asersinya yang terdiri dari: existence or occurance (keberadaan atau keterjadian), completeness (kelengkapan), right and obligations (hak dan kewajiban),valuation or allocation (penilaian atau alokasi) dan presentation and disclosure (penyajian dan pengungkapan).
            Dalam melakukan aktivitas kontrol pada transaksi pembelian, harus melakukan pertimbangan penaksiran atas risiko kontrol terhadap fungsi: permintaan barang dan jasa, penyiapan permintaan pembelian, penerimaan barang, penyimpanan barang sebagai persediaan, penyiapan voucher pembayaran dan pencatatan utang. Hal ini dilakukan untuk menentukan adanya salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan dan pengujian pengendalian yang dapat dilaksanakan. Sedangkan untuk aktivitas kontrol pada transaksi pengeluaran kas, pertimbangan penaksiran atas risiko kontrol yang harus dilakukan adalah terhadap fungsi : pembayaran utang dan pencatatan pengeluran kas.
      Pada penyusunan program audit, baik untuk transaksi pembelian maupun transaksi pengeluaran kas, harus berdasarkan asersi yang dituju, yaitu: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan) dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak berwujud).
Ø  Jenis-jenis akun yang mempengaruhi audit terhadap siklus pengeluaran
Dalam siklus ini terdapat dua transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas.
Transaksi pembelian dan pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening sebagai berikut :
1.      Persediaan
2.      Persediaan bahan baku
3.      Biaya dibayar dimuka
4.      Palnt asset
5.      Asset lain-lain (missal : aktiva tak berwujud)
6.      Kembalian pembelian
7.      Potongan pembelian
8.      Berbagai jenis biaya
9.      Utang dagang
10.  Kas
Tujuan audit terhadap siklus pengeluaran
Kelompok Asersi
Tujuan audit terhadap golongan transaksi
Tujuan audit terhadap saldo akun
Keberadaan dan keterjadian
Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selam periode yang diaudit

Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selam periode yang diaudit
Hutang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca


Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca

Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca
Kelengkapan
Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selam periode yang diaudit telah dicatat
Hutang usaha mencakup semua jumlah yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada tanggal neraca

Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit

Saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit
Hak dan kewajiban
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit

Entitas memiliki hak atas aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit

Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit
Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok


Entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca


Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca
Penilaian atau alokasi
Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke dalam akun dengan  benar
Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca



Aktiva tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi depresiasi

Aktiva tidak berwujud dinyatakan pada kas atau kas dikurangi dengan amortisasi.
Biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum

Penyajian dan pengungkapan
Rincian transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya
Hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan diklasifikasikan dengan semestinya dalam neraca


Pengungkapan memadai telah berkaitan dengan hutang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud

C.    AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA
Siklus penggajian dan personalia meliputi penggunaan tenaga kerja dan pembayaran kesemua pegawai, tanpa memperhatikan klasifikasi atau metode penentuan kompensasi. Pegawai dapat berupa eksekutif dengan gaji tetap ditambah dengan bonus, pekerja kantor berdasarkan gaji bulanan dengan atau tanpa lembur, wiraniaga berdasarkan komisi, buruh pabrik dan pegawai serikat pekerja dibayar berdasarkan jam.
Siklus penggajian dan personalia meliputi semua bentuk kompensasi yang diberikan kepada seluruh aktivitas tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan. Rekening-rekening yang terbentuk dalam siklus ini antara lain:
  1. Kompensasi pokok (meliputi gaji, upah, insentip, dan macam-macam tunjangan karyawan )
  2. Pajak atas gaji/upah karyawan
  3. Biaya tenaga kerja langsung (biaya overhead pabrik)
  4. Biaya tenaga kerja langsung
  5. Utang atas gaji/upah karyawan
  6. Gaji dibayar dimuka (uang muka gaji)

Ø  Permasalahan Audit Terhadap Siklus Penggajian dan Personalia
Siklus ini menjadi penting dengan beberapa alasan.. Pertama gaji, upah, dan pajak penghasilan pegawai, dan beban pegawai lainnya merupakan komponen utama pada kebanyakan perusahaan, kedua beban tenaga tenaga kerja (labour) merupakan pertimbangan penting dalam penilaian persediaan pada perusahaan menufaktur dan konstuksi, dimana klasifikasi dan alokasi beban upah yang tidak semestinya dapat menyebabkan salah saji laba bersih secara material. Terakhir, penggajian merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah besar sumber daya perusahaan karena inefisiensi atau pengujian melalui fraud.
Dalam perusahaan yang lebih besar, seringkali kebanyakan akun buku besar untuk memiliki lima puluh atau lebih akun beban gaji. Penggajian juga mempengaruhi akun persediaan barang jadi pada perusahaan manufaktur. Audit atas siklus penggajian dan personalia meliputi perolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern, penetapan resiko pengendalian, pengujian atas substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.

Ø  Jenis-jenis Akun Yang Mempengaruhi Siklus Penggajian dan Personalia
                        Jenis jenis akun yang mempengaruhi adalah :
§  Beban Gaji dan Upah
§  Pajak penghasilan ditanggung perusahaan dan tunjangan pegawai
§  Kewajiban berupa hutang gaji, hutang pajak penghasilan pegawai
§  Akun sejenis yang berhubungan dengan penggajian

Ø  Tujuan Audit Terhadap Siklus Penggajian Dan Personalia
Audit terhadap transaksi penggajian beserta rekening yang terkait dengannya, antara lain:
1.        Eksistensi atau okurensi (occurrence) terbentuknya transaksi.
·         Transaksi penggajian mencerminkan kompensasi semua jasa jasa yang terjadi untuk periode yang diliput oleh periode laporan keuangan. Pencatatan
·         Pencatatan semua biaya-biaya penggajian mencerminkan kewajiban pajak yang berasal dari kompensasi dalam periode yang diaudit.
·         Saldo utang pajak ataupun pajak yang dibayar dimuka mencerminkan jumlah yang menjadi kewajiban pada tanggal neraca.
2.        Kesempurnaan (completeness) pencatatan transaksi.
·         Pencatatan biaya gaji beserta pajaknya mencakup keseluruhan biaya-biaya jasa-jasa karyawan selama tahun yang diaudit.
·         Saldo utang pajak ataupun utang yang dibayar dimuka mencerminkan jumlah yang menjadi kepada pemerintah pada tanggal neraca.
3.        Hak-hak dan kewajiban-kewajiban perusahaan.
·         Saldo utang pajak ataupun pajak yang dibayar dimuka merupakan kewajiban yang sah bagi perusahaan pada tanggal neraca
4.        Penilaian atau alokasi
·         Perhitungan setiap pembayaran terhadap biaya penggajian dan peringkasan catatannya dilakukan dengan cermat
·         Perhitungan terhadap saldo hutang pajak ataupun pajak yang dibayar di muka pada tanggal neraca telah diperhitungkan dengan cermat
·         Biaya penggajian di pabrik telah diklasifikasi dengan cermat menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung
·         Perhitungan terhadap pajak atas upah telah diperhitungkan berdasarkan tarif pajak yang berlaku
5.        Penyajian dan pengungkapan
·         Gaji dan pajak atas gaji telah diidentifikasi dan diklasifikasi dalam laporan keuangan dengan layak dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
·         Rekening utang pajak dan utang gaji telah diklasifikasi sebagai utang lancar dalam laporan keuangan pada saat tanggal neraca

D.    AUDIT SIKLUS INVESTASI
Pengujian substantif terhadap investasi ditujukan untuk:
  1. memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi,
  2. membuktikan asersi keberadaan saldo investasi yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi dalam tahun yang diaudit,
  3. membuktikan asersi kelengkapan semua unsur investasi dan semua transaksi yang berkaitan dengan investasi, membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan,
  4. membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian investasi di neraca, dan
  5. membuktikan kesesuaian penyajian investasi di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit.
  1. Pada prosedur audit awal, auditor membuktikan apakah investasi yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang andal. Oleh karena itu, auditor mengusut saldo investasi yang dicantumkan di neraca ke dalam akun investasi yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun investasi di dalam buku besar, mengusut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu, membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun investasi di dalam buku besar ke dalam registrasi bukti kas keluar, check register, dan membuktikan ketelitian catatan investasi dengan cara melakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi di dalam buku besar dengan buku pembantu investasi.
  2. Pada prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio (ratio investasi sementara dengan aktiva, ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar, rate of returns tiap-tiap golongan investasi) untuk kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan, Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak atau salah saji.
  3. Pada pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi, menghitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit, menghitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga, menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
  4. Pada pengujian rinci, auditor mempelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi, meminta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut, mengirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain, melakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca, melakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga, meminta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang, membandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, membandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
  5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan investasi di neraca, ditujukan untuk memperoleh informasi apakah klien telah menyajikan investasi di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dengan pengungkapan memadai. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara memeriksa klasifikasi persediaan di neraca dan memeriksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.


DAFTAR PUSTAKA

www. scribd.com/doc/51887900/audit_siklus_pendapatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar